Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Daring (WEBINAR) #EPISODE 1093 PROPAKTANI
Strategi Untuk Petani Meningkatkan Produktivitas dan Produksi Pangan
Peran petani sangat penting dalam upaya peningkatan produksi pangan, oleh karena masih ada senjang hasil antara hasil yang diperoleh petani dengan hasil penelitian atau demplot. Disamping itu masih ada senjang hasil antar lokasi dan antar musim tanam serta masih ada lahan kosong/tidur yang belum dimanfaatkan. Adanya senjang hasil menunjukkan kemungkinan peningkatan produktivitas, yang apabila bersama dengan penambahan luas panen membuka peluang peningkatan produksi. Propaktani episode 1093 yang diorganisir oleh APPERTANI membahas Strategi untuk Petani Meningkatkan Produktivitas dan Produksi Pangan. Dr. Suwandi, Dirjen Tanaman Pangan dalam keynote speechnya menguraikan langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk meningkatkan produksi pangan dan tata Kelola yang lebih baik untuk meningkatkan pendapatan dan menjamin keberlanjutan usaha tani. Sebagai moderator webinar episode ini adalah Prof. Dr. Syamsul Bahri, MS, Sekretaris dan Tim pakar APPERTANI.
Prof. Dr. Ir. Suyamto, MS., Tim Pakar Budidaya Tanaman Pangan APPERTANI menyampaikan topik: “Lahan Kering: “Pemantapan Kiat Petani Meningkatkan Produksi Tanaman Pangan”. Petani tanaman pangan memiliki karakteristik yang sangat beragam dilihat dari luas pemilikan, jenis lahan maupun kapasitas/pengetahuan atau tingkat pendidikan. Usia petani didominasi oleh petani usia lanjut, meskipun mulai muncul petani milenial. Petani yang mau mencoba sendiri teknologi di lahannya sangat jarang, mungkin karena pengusahaan lahan sempit, sehingga tidak mau ambil risiko. Responsivitas dan keaktifan mencari infotech beragam, disamping kerjasama antar petani dalam penerapan teknologi masih rendah. Secara umum petani lahan sawah irigasi relatif lebih maju dibanding petani lahan non-lahan sawah irigasi. Dengan pengalaman berusahatani bertahun-tahun, pada dasarnya petani sudah memiliki kiat/strategi untuk meningkatkan produksi, terutama dalam hal penerapan teknologi benih bermutu varietas unggul. Namun masih perlu dimantapkan dan dimasifkan, bahkan dalam beberapa hal masih perlu diluruskan seperti penggunaan pupuk dan pestisida. Peningkatan pemahaman dan penerapan teknologi pemupukan berimbang dan penggunaan pestisida yang rasional sesuai prinsip pengelolaan hama terpadu masih sangat diperlukan
Prof. Dr. Soemarno, Tim Pakar Ilmu Pemuliaan Tanaman Pangan APPERTANI menyampaikan materi dengan topik: “Adopsi Rice Check untuk Meningkatkan Produksi Padi Nasional”. Rice Check (RC) adalah manajemen teknologi budidaya padi berdasarkan pilihan teknologi adaptif terbaik, yang disertai dengan penyuluhan dan memastikan penerapannya. Efektif meningkatkan hasil padi di Australia dari 6 t/ha menjadi 9 t/ha, dan juga telah diterapkan di Filipina, Malaysia, Vietnam. Tujuan RC: (1) Menyediakan lingkungan tumbuh optimal bagi padi; (2). Memperoleh hasil panen optimal/maksimal; (3). Menelisik/mencari faktor penghambat produktivitas padi; (4). Menelisik faktor/komponen teknologi penentu hasil tinggi; (5). Memperoleh pertumbuhan dan hasil padi bagus merata seluruh hamparan; (6). Meningkatkan produktivitas padi masing-masing wilayah regional, dan produktivitas padi nasional. RC disusun berdasarkan: (1) Teknologi yang terbukti terbaik di wilayah bersangkutan; (2) Dari pengalaman petani juara (champion) di wilayah; (3)Hasil penelitian yang benar dan terbukti; (4) Dari pengalaman yang berlaku secara luas dan (5) Kesepakatan peneliti-penyuluh-petani yang terbaik.