Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Daring (WEBINAR) #EPISODE 1182 PROPAKTANI

Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Daring (WEBINAR) #EPISODE 1182 PROPAKTANI

Mewujudkan Lumbung Pangan

 Beberapa media masa internasional mewartakan bahwa telah terjadi bencana kekurangan pangan dalam upaya memenuhi kebutuhan pangan penduduk dunia. Saat ini dilaporkan 44 negara mengalami kelaparan serius. Penduduk Indonesia diperkirakan sebanyak 7-16% masih rentan mengalami bencana kelaparan. Tantangan pertanian global sampai tahun 2050 harus meningkatkan produksi pangan 70%, biji-bijian 43% dan produksi daging harus ditingkatkan 70%. Pemerintah Indonesia bertekad membangun pertanian modern berkelanjutan yang mampu mengantarkan menjadi lumbung pangan dunia. Propaktani episode 1182 yang diorganisir oleh APPERTANI membahas topik: Mewujudkan Lumbung Pangan, untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri, bahkan berlebih sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dunia pada pasar pangan internasional. Sebagai moderator webinar episode ini adalah Prof. Dr. Deciyanto Soetopo, M.S., Tim Pakar APPERTANI Bidang Hama Penyakit Tanaman Pangan yang juga periset BRIN.

Prof. Dr. Ir. Irsal Las, M.S., Ketua dan Pakar APPERTANI Bidang Agroklimat, Kebijakan Sumberdaya Lahan dan Lingkungan, menyampaikan topik:” Mewujudkan Indonesia Menjadi Lumbung Pangan Dunia: Mungkinkah”. Indonesia tidak terlepas dari ancaman krisis pangan, apabila dilihat dari kecenderungan penurunan produksi pangan (beras) dan meningkatnya impor beras akhir-akhir ini, mulai tahun 2023 sampai sekarang. Pemerintah telah Menyusun Grand Design Lumbung Pangan Dunia (LPD) yang dilengkapi dengan Roadmap Pengembangan Komoditas Strategis 2016-2045. Gagasan mencapai LPD telah dimulai Kementan diawali dari upaya mewujudkan kedaulatan lahan dan pangan, dilanjutkan dengan Upaya Membangun Lumbung Pangan di Perbatasan, Sukses Swasembada: Indonesia Menjadi Lumbung Pangan Dunia 2045. Badan Intelijan Negara Republik Indonesia juga menyusun perencanaan Memperkuat Ketahanan Pangan: Demi masa depan Indonesia 2017-2030. IPB juga menerbitkan gagasan Tantangan Litbang Perubahan Iklim dalam Tataran Lokal dan Internasional Menuju Indonesia Lumbung Pangan Dunia 2045. Balitbangtan  sebelum fungsi litbangji diintegrasikan ke BRIN, telah menerbitkan buku seri 500, 600 dan 1000 teknologi inovatif pertanian. Prasyarat dasar dan mutlak untuk mewujudkan lumbung pangan dunia: 1) reorintasi regulasi dan kebijakan terutama pertananahan dan pemupukan, 2) mekanisasi pertanian secara optimal, 3) reorientasi regulasi dan kebijakan pengelolaan air (makro-mikro), 4) membangkitkan/mendorong kaum millennial dalam system pertanian/food estate modern, 5) indusrialisasi pertanian pangan.

Ir. Rasidin Azwar, M.Sc., Ph.D., APU Tim Pakar APPERTANI dan Konsultan Perkebunan menyampaikan materi dengan topik: “Sinkronisasi Pertanian Pangan dan Perkebunan: Guna Mewujudkan Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia di Era Indonesia Emas 2045” Indonesia kembali impor beras  pada tahun 2023 sebanyak 6 juta ton, oleh karena produksi beras dalam dalam negeri hanya 31 juta ton dari kebutuhan 37 juta ton. Pada tahun 2024 diestimasi impor lagi 5juta ton, meskipun produksi beras dalam negeri naik 1 juta ton, namun belum cukup untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negeri. Defisit produksi beras dalam negeri diantaranya disebabkan oleh luas areal terus berkurang karena konversi lahan ke non-pertanian dan pengelolaan oleh petani berlahan sempit dengan produktivitas rendah. Indonesia sangat mungkin untuk mewujudkan lumbung pangan di masa yang akan datang dengan target produksi beras 75 juta t/th dan jagung pakan 50 juta t/th. Lumbung pangan dapat direalisasikan dalam bentuk corporate farming (CF) seluas 5 juta ha hasil modernisasi manajemen lahan sawah tradisional dan pembangunan Food Estate (FE) modern seluas 2 juta ha oleh Badan Usaha. Pembangunan FE baru dilakukan pada lahan klas 1 hak guna usaha (HGU) karet dan sawit yang dapat dimulai dengan mengkonversi kebun karet dan sawit lama peninggalan perusahaan asing zaman pra-kemerdekaan. Lahan sawah tradisional seluas 7,5 juta ha ditranspormasi menjadi CF berskala ekonomi layak (medium holders) berdasarkan hamparan yang sesuai dengan full mekanisasi menjadi seluas 5 juta ha. Sisa 2,5 juta ha dapat digunakan untuk tanaman lainnya atau kegiatan ekonomi yang layak.

Prof. Dr. Ir. Suyamto.Tim Pakar APPERTANI dalam Bidang  Budidaya Tanaman Pangan dan Pemupukan menyampaikan materi dengan topik: “Dukungan Teknologi Tepat Guna Untuk Mewujudkan Lumbung Pangan”.  Lumbung pangan mengandung makna peningkatan kapasitas produksi di dalam negeri untuk memperkuat ketahanan dan kemandirian pangan, serta untuk memperkuat daya saing pangan nasional, sehingga mampu memanfaatkan peluang ekspor. Roadmap pengembangan komoditas strategis 2016-2045 telah disusun untuk berbagai komoditas pangan (padi, jagung, kedelai, bawang merah, cabai, bawang putih, gula industri, gula konsumsi, daging sapi) pada tahun 2016. Skenario mencapai LPD dan target waktu swasembada untuk mencapai lumbung pangan tahun 2045 telah disusun. Adapun strategi mewujudkan LPD adalah dengan meningkatkan kapasitas produksi di dalam negeri untuk memperkuat ketahanan dan kemandirian pangan nasional serta meningkatkan surplus dan memperkuat daya saing  pangan nasional, sehingga mampu memanfaatkan peluang ekspor pangan ke pasar global secara berkelanjutan. Strategi tersebut memerlukan dukungan teknologi untuk implmentasinya. Kapasitas produksi dapat ditingkatkan dengan pembukaan lahan baru dan peningkatan indek panen (IP) yang harus diikuti dengan peningkatan kapasitas sapras dan SDM. Peningkatan surplus dan daya saing memerlukan penerapan paket teknologi tepat guna spesifik lokasi/pertanian presisi. Dukungan sapras dan peningkatan kapasitas SDM sangat dibutuhkan untuk implementasi teknologi speklok/presisi. Penyiapan paket teknologi dengan pemilihan komponen teknologi disesuaikan dengan tahapan pengelolan tanaman dari prencanaan sebelum tanam-sampai  pengelolaan panen. Pada dasarnya teknologi telah tersedia dan belum semuanya diterapkan secara konsisten dan massif di lapangan,  serta mendapat dukungan sapras tepat waktu sesuai kebutuhan.