Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Daring (WEBINAR) #EPISODE 1055 PROPAKTANI

Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Daring (WEBINAR) #EPISODE 1055 PROPAKTANI

Hilirisasi Pangan

Propaktani episode 1055 yang diorganisir oleh APPERTANI merupakan kelanjutan dari topik hilirisai pertanian episode 1006. Episode kali ini lebih fokus pada hilirisasi pangan lokal dari komoditas tanaman pangan dan hortikultura dari pohon industri yang potensial untuk dikembangkan guna mengoptimalkan nilai tambah. Dr. Suwandi, Dirjen Tanaman Pangan mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi pangan lokal, cintai produksi dalam negeri sebagai penyemangat petani untuk terus menyediakan pangan untuk kita semua. Sebagai moderator webinar episode ini adalah Prof. Dr. Sjamsul Bahri, MS, Sekretaris dan Tim pakar APPERTANI.

Webinar Propaktani Episode 1055 : Hilirisasi Pangan

Prof. Dr. M. Husein Sawit, Tim Pakar Ekonomi Pertanian APPERTANI menyampaikan topik: “Industri Hilir Beras dan Produk Ikutannya: Mengapa lamban berkembang”. Beliau sangat menyayangkan bahwa penelitian aspek makro tentang industri penggilingan padi (IPP) sangat minim, disamping belum dianalisa keterkaitan IPP dengan industri lain dalam perekonomian nasional. IPP dengan output utama beras dan produk ikutannya sebagai produk antara, maupun permintaan akhir yang disebut kaitan langsung kedepan ada 21 jenis industri hilir. IPP memelukan gabah disamping input lainnya sebagai kaitan langsung kebelakang hanya dengan 8 industri. IPP didominasi penggilingan padi kecil (PPK) dengan kelemahan pemanfaatan hasil ikutan yang terbatas. Apabila sektor IPP diperkuat dengan penggilingan padi modern penggunaan beras atau hasil ikutannya akan berkembang.

Prof. Dr. Dr. Sri Nur Richana, M.Si, Tim Pakar APPERTANI Bidang Teknologi Pascapanen dan Bioproses, menyampaikan materi dengan topik: “Teknologi Proses Sumber Pangan Alternatif Berbasis Tanaman Pangan”. Pandemi Covid-19 dan kondisi geopolitik global berdampak pada system pangan yang  peka terhadap perubahan iklim, namun harus ramah terhadap kesehatan masyarakat. Untuk itu diperlukan upaya intensif mencari pangan lokal yang bergizi ditengah naiknya harga beras. Riset teknologi proses serealia dan aneka umbi telah dilakukan mendukung hilirisasi  pohon industri tanaman pangan yang dapat dikembangkan oleh industri. Edukasi masyarakat sangat penting tekait diversifikasi pangan meliputi: a) cara budidaya dan pascapanen yang baik, b) metode pengolahan yang tepat; serta c) kandungan gizi pangan yang baik. Sasaran utama edukasi masyarakat untuk mengurangi ketergantungan pada beras dan bahan baku/makanan impor dalam memenuhi kebutuhan pangan.

Prof. Dr. Setyadjit, M.AppSc, Tim Pakar APPERTANI/BRIN Bidang Teknologi Proses Pascapanen Hortikultura menyampaikan topik: “Teknologi Proses Sumber Pangan Alternatif Berbasis Hortikultura” sebagai sumber pati alternatif berbasis tanaman hortikultura seperti buah-buahan dan sayuran untuk mendukung hilirisasi sesuai pohon industri tanaman hortikultura. Teknologi proses pisang, sukun, kentang telah tersedia untuk dikembangkan oleh indrustri pangan. Pemerintah diharapkan dapat menjembatani pemanfaatan invensi oleh industri pangan agar menghasilkan produk yang dapat dinikmati oleh masyarakat memperkuat ketahanan pangan, khususnya beras melalui diversifikasi pangan.