Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Daring (WEBINAR) #EPISODE 986 PROPAKTANI
Infrastruktur Pertanian Meningkatkan Produksi
Pengalaman awal adopsi teknologi Revolusi Hijau menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur pertanian sangat mendukung introduksi teknologi baru dalam upaya meningkatkan produksi tanaman, khususnya padi. Kondidi infrastruktur pertanian Indonesia saat ini berada selevel dengan Filipinan, sangat tertinggal bila dibandingkan dengan Republik Rakyat Cina. Pada Webinar Episode 986 APPERTANI mendapat kesempatan mengorganisir webinar dengan topik Infrastruktur Pertanian Meningkatkan Produksi. Sebagai moderator webinar episode ini adalah Prof. Dr. M. Husein Sawit, Tim pakar Ekonomi Pertanian APPERTANI. Dalam sambutannya Dr. Suwandi, Dirjen Tanaman Pangan mengakui bahwa pembangunan infrastruktur pertanian melibatkan kementerian lain dan investor. Seiring dengan tuntutan dinamika pembangunan pertanian telah dikembangkan prasarana pengairan, penyediaan aliran listrik pedesaan untuk pengairan sawah di musim kemarau, telekomunikasi mendukung kemajuan teknologi informasi dan prasarana distribusi untuk memasok daerah yang produksinya minus. Mekanisasi perlu terus dikembangkan menuju pertanian modern.
Prof. Dr. Ir. Achmad Suryana Tim Pakar Kebijakan Pangan dan Pertanian APPERTANI menyampaikan topik: Ketersediaan Pangan, Produksi Pangan Domestik, dan Infrastruktur Pertanian”. Ketersediaan pangan merupakan salah satu hal yang diatur dalam UU No 18 Tahun 2012 tentang pangan disamping, keterjangkauan dan pemanfaatan (konsumsi dan keamanan pangan). Penyediaan pangan untuk memenuhi kebutuhan domestic dapat berasal dari produksi pangan dalam negeri dan cadangan pangan nasional. Pada kondisi penyediaan pangan dalam negeri belum mencukupi, kebutuhan pangan dapat dipenuhi dengan impor pangan sesuai kebutuhan. Seiring dengan ditetapkannya UU No 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja, sumber penyediaan pangan diprioritaskan berdasarkan: a) produksi pangan dalam negeri; b) cadanngan pangan nasional; dan/atau c) impor pangan. Infrastruktur pertanian sangat vital mendukung proses produksi, pengolahan, pengelolaan, dan pemasaran/ perdagangan komoditas pertanian, disamping juga berperan penting dalam peningkatan produktivitas, daya saing, dan keberlanjutan sektor pertanian.
Dr. Astu Unadi, Tim Pakar APPERTANI Bidang keahlian Alsintan yang masih aktif sebagai peneliti BRIN, menyampaikan materi dengan topik: “Dukungan Teknologi Mekanisasi Pertanian Untuk Swasembada Pangan Berkelanjutan dan Meningkatkan Daya Saing” Kegiatan penelitian Mekanisasi Pertanian dalam BRIN menjadi bagian dari Pusat Riset Teknologi Tepat Guna, Organisasi Riset Pertanian dan Pangan dengan mandat rekayasa peralatan dan alsin untuk pengembangan budidaya dan pengolahan sampai tingkat lanjut (tersier). Mekanisasi pertanian semakin penting untuk: 1) pengembangan pertanian modern dan pertanian bio-industry guna mempertahankan dan meningkatkan produksi pertanian; 2) memenuhi kebutuhan yang meningkat dan diversifikasi produksi pertanian; 3) meningkatkan efisiensi, nilai tambah, dan peningkatan daya saing ; 4) meningkatkan minat generasi muda untuk menanggulangi kelangkaan tenaga kerja di bidang pertanian; 5) menanggulangi dampak perubahan iklim di bidang pertanian yang memerlukan penghematan pemakaian air, dan waktu budidaya yang singkat.
Beberapa saran untuk pengembangan mekanisasi pertanian adalah: 1) melakukan penyuluhan dalam bidang alsintan melalui pelatihan aspek teknis, bisnis, tata kelola alsintan, prasarana, sarana, dana operasional; 2) peningkatan kemampuan usaha pelayanan jasa alsintan (UPJA) dalam mengelola bisnis alsintan; 3) mendorong industri dalam negeri untuk memproduksi alsintan spesifik lokasi; 4) pengembangan industry bahan baku dan suku cadang agar industry alsintan dalam negeri terdorong untuk memproduksi alsintan dalam jumlah besar dengan harga yang terjangkau.
Dr. Trip Alihamsyah, M.Sc, Tim Pakar APPERTANI Bidang Mekanisasi Pertanian menyampaikan topik: Optimalisasi Pemanfaatan Prasarana Pertanian Mendukung Peningkatan Daya Saing dan Keberlanjutan Produksi Tanaman Pangan. Pengembangan system produksi pangan progresif, ramah lingkungan perlu didukung oleh pembangunan prasarana dan sarana serta inovasi teknologi dan kelembagaan pertanian yang diharapkan dapat meningkatkan daya saing, pendapatan dan kesejahteraan petani, serta terpeliharanya kualitas sumberdaya alam dan lingkungan pertanian. Permasalahan dan kendala dalam pemanfaatan prasarana pertanian: 1) belum dilakukan secara baik identifikasi kebutuhan prasarana pertanian sesuai kondisi dan kesiapan lokasi pengembangannya; 2) belum terbangunnya dari awal lembaga pengelola dan tata kerja serta terbatasnya sumberdaya manusia yang kompeten di lokasi;3) terbatasnya prasarana dan sarana pendukung operasional prasarana pertanian di lokasi pengembangan; 4) belum intensifnya pelatihan dan pendampingan pengelola dan teknisi operator prasarana pertanian di lokasi pengembangan; 5) terbatasnya akses terhadap informasi informasi dan pembiayaan operasional prasarana pertanian di lokasi pengembangan. Secara khusus diuraikan hal-hal yang perlu dilakukan untuk pengembangan UPJA sesuai kebutuhan spesifik lokasi.