Bimbingan Teknis Sosialisasi Daring (WEBINAR) #EPISODE 835 PROPAKTANI Bersama APPERTANI

Bimbingan Teknis Sosialisasi Daring (WEBINAR) #EPISODE 835 PROPAKTANI Bersama APPERTANI

TEKNOLOGI DAN INOVASI PERTANIAN, SOLUSI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI TANAMAN PANGAN

APPERTANI mendapat kesempatan mengawali partisipasi di Tahun 2023 untuk mengisi Webinar Episode 835 Propaktani pada Tanggal 31 Januari 2023 fokus pada teknologi dan inovasi pertanian sebagai solusi meningkatkan produktivitas dan produksi tanaman pangan. Prof.  Dr. Ir. Tjeppi D. Soedjana, M.Sc. Pemerhati Kebijakan Pembangunan Pertanian APPERTANI ditunjuk sebagai moderator episode 835 Propaktani kali ini.

Peningkatan produksi tanaman pangan ditentukan oleh luas areal panen dan produktivitas, sebagai hasil panen persatuan luas panen. Narasumber pada episode ini focus pada teknologi dan inovasi untuk meningkatkan produktivitas melalui pemulyaan dan upaya menekan kehilangan hasil panen maupun pasca panen dengan teknologi pasca panen dan penerapan alsintan disamping juga untuk peningkatkan efisiensi produksi. Prof. Dr. Satoto Pakar pemulyaan tanaman APPERTANI telah mengimplementasikan strategi dalam peningkatan potensi hasil tanaman padi yang diajurkan oleh Pakar Pemulyaan IRRI meliputi:  (1) Persilangan dan seleksi secara konvensional; (2) Pemuliaan tipe ideal;(3)  Pemuliaan padi hibrida (heterosis); (4) Persilangan jarak jauh (wide hybridization) dan (5) Rekaya genetik melalui introduksi gen dari  spesies lain. Melalui upaya tersebut dalam kurun waktu 2013-2020 telah dilepas 30 Varietas unggul yang beberapa diantaranya diadopsi secara luas seperti varietas Inpari 32, Inpari 33, Inpari 42, Cakrabuana, Inpari IR Nutrizinc untuk menanggulangi stunting. Kedepan untuk meningkatkan adopsi varietas unggul, tidak cukup hanya memiliki keunggulan produktivitas tinggi dan adaptasi terhadap lingkungan spesifik, tetapi juga memperhatikan preferensi konsumen.

Total kehilangan hasil panen dan pasca panen  menurut Prof. Dr. Ir. S. Joni Munarso, MS, Pakar teknologi pasca panen APPERTANI/BRIN secara berurutan untuk padi 20,4%, jagung 3,31% dan kedelai 2,12-10,44%. Inovasi teknologi pasca panen yang dapat diintroduksikan untuk menekan susut hasil diantaranya combine harvester, solar tunnel dryer, Prototype model penggudangan jagung rendah aflatoksin berbasis IoT. Negara anggota G20 bersepakat untuk mengakselerasi upaya  mengurangi food loss and waste. Telah disusun skenario untuk penekanan susut hasil padi dari 20,00% menjadi 2,49%. Dr.  Abi Prabowo, Purnabakti Peneliti Mekanisasi Pertanian BBP Mektan-Serpong/APPERTANI mengemukakan bahwa kontribusi alsintan tidak hanya terhadap produktivitas dan kehilangan hasil, tetapi juga untuk penghematan waktu kerja dan biaya seperti yang ditemukan pada kasus penerapan alsintan hulu-hilir pada Riset Pengembangan Inovasi Kolaboratif (RPIK) Tahun 2021 di Desa Tambakromo, Kecamatan Cepu Kabupaten Blora, Jawa Tengah.