Pertemuan APPERTANI Dengan Kepala BRIN
Pada hari Jumat tanggal 20 Januari 2023 pukul 09.15-10.30 Tim APPERTANI dipimpin oleh Prof. Dr. Irsal Las dan didampingi oleh Prof. Dr. Tahlim Sudaryanto, Prof. Dr. Sjamsul Bahri, dan Dr. Helena J. Purba diterima oleh Bapak Kepala BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) Dr. Laksana Tri Handoko di kantor Pusat BRIN Jl. MH. Thamrin Jakarta. Tujuan pertemuan adalah untuk menyampaikan hasil penelitian/kajian “REORIENTASI RISET DAN INOVASI PERTANIAN UNTUK MEWUJUDKAN SISTEM PANGAN DAN PERTANIAN YANG RESILIEN DAN BERKELANJUTAN”. Penelitian ini adalah kerjasama antara APPERTANI dengan Syngenta International for Sustainable Agriculture yang diketuai oleh Prof. Dr. Tahlim Sudaryanto dan beranggotakan Prof. Dr. Achmad Suryana, Dr. Iqbal Rafani, Dr. Wahida, Dr. Helena J Purba, Ir. Rangga Ditya Yofa dan Sheila Savitri, SP.
Pertemuan diawali dengan memperkenalkan tentang APPERTANI oleh Prof. Irsal, kemudian dilanjutkan dengan penyampaian hasil kajian oleh Prof. Tahlim dengan Rekomendasi sebagai berikut: 1) peningkatan anggaran untuk memperkuat ekosistem riset mendorong evidence-based policy; 2) Diversifikasi sumber pendanaan untuk program riset; 3) Peningkatan porsi anggaran untuk komoditas bernilai tinggi dan tema penelitian menuju sistem pangan yang berkelanjutan, dan tahan iklim; 4) Penguatan sistem diseminasi hasil riset kepada petani, termasuk mekanisme alih teknologi pertanian dari BRIN ke petani skala kecil; 5) Penguatan adopsi hasil riset untuk petani dalam pencapaian ketahanan pangan dan gizi; 6) Pengembangan strategi, koordinasi, dan komunikasi pelaksanaan riset pertanian di internal BRIN; dan 7) Penguatan koordinasi BRIN dan K/L, terutama dengan Kementan untuk merumuskan strategi pelaksanaan dan diseminasi hasil riset pertanian.
Selanjutnya diskusi dan respon dari Bapak Kepala BRIN yang didampingi oleh Dr. Ir. Boediastoeti Ontowirjo, MBA-Deputi bidang Kebijakan Riset dan Inovasi, dan Dr. Mego Pinandito, M.Eng-Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan. Kepala BRIN menjelaskan bahwa Pertanian bersama dengan Pangan dan Energi merupakan bagian yang penting bagi BRIN untuk ditangani. Anggaran riset di BRIN tidak hanya dari APBN tetapi juga dari sumber lain seperti Dana Abadi seperti LPDP, dan dana yang bersumber dari kerjasama Luar Negeri dan Swasta. Khusus dana riset untuk Pertanian di BRIN yang dialokasikan pada OR (Organisasi Riset) Pertanian dan Pangan dan lebih untuk pembelian bahan penelitian, tidak termasuk untuk penggunaan peralatan dan penggunaan fasilitas riset yang berada pada laboratorium terpadu. Oleh karena itu, OR Pertanian dan Pangan diharapkan dapat menjalin kerjasama dengan institusi terkait seperti dengan BAPANAS atau pihak luar negeri. Kerjasama dengan swasta dibuka lebar dimana pihak swasta dapat memanfaatkan fasilitas yang ada di BRIN seperti SDM peneliti, peralatan dan laboratorium milik BRIN. Riset pertanian di BRIN juga lebih ditujukan kepada Corporate Farming, bukan petani yang skala kecil dan manajemen industi pertanian. Mungkin akan lebih baik jika ada petani milenial yang melalui konsep Corporate Farming akan mengelola lahan pertanian menjadi skala luas sehingga memudahkan dalam mengadopsi atau menerapkan teknologi dan alsintan.Untuk menjamin produksi dan ketersediaan hasil pertanian utamanya bahan pangan pokok dalam jangka pendek, masih diperlukan pemberdayaan dan fasilitasi petani kecil alih teknologi dan inovasi disertai pendampingan guna menjamin terjadinya adopsi dan implementasi teknologi dan inovasi terkait langsung dengan peningkatan produksi dan produktivitas pertanian. Merespon Bapak Kepala BRIN, Prof Irsal sempat menginfokan bahwa sekitar 80-90% benih yang ditanam petani secara nasional adalah varietas unggul hasil Badan Litbang Pertanian.
Untuk tindak lanjut dari pertemuan ini, Bapak Kepala BRIN menugaskan kepada Deputi bidang Kebijakan Riset dan Inovasi dan Deputi bidang Kebijakan Pembangunan untuk mengkaji masukan dari APPERTANI. Semoga pertemuan semacam halnya APERTANI ini bisa berlanjut secara berkala.