Kerja Sama Bimbingan Teknis Dan Sosialisasi Propaktani APPERTANI Dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementrian Pertanian (Oktober – November 2022)
Menghadapi tantangan yang semakin kompleks, reorientasi dalam berbagai aspek pembangunan pertanian ke depan merupakan suatu keniscayaan dan seyogianya telah menjadi, tekad, niat, keinginan bagi segenap bangsa Indonesia yang sangat konsen dan berkepentingan dengan sektor pertanian. Dalam konteks ini, pemerintah dengan berbagai wadah, media dan sistem perencanaan telah menggariskan arah reorientasi pertanian ke depan, antara kebijakan pengembangan pertanian maju, modern, mandiri dan berkelanjutan (PM3B), dll. dengan berbagai ikutannya.
Di satu sisi kebijakan politik pemerintah dalam upaya makin mengefektifkan sistem nasional riset dan inovasi dalam semua sektor pembangunan adalah melakukan transformasi sistem riset nasional yang antara lain dengan dibentuknya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta berbagai improvement sistem riset di perguruan tinggi. Transformasi riset dan inovasi nasional pada sektor pertanian tentu dengan sendirinya memberikan berbagai konsekuensi dan penyesuaian/reorientasi oleh berbagai pihak dan pemangku kepentingan.
Pada kementerian pertanian, salah satu reorientasi, baik dalam rangka menghadapi reorientasi pembangunan masa depan sekaligus penyesuaian dengan transformasi sistem riset dan inovasi nasional, yaitu membentuk Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP). Diharapkan badan ini dapat melakukan dan mengembangkan sistem standardisasi pertanian secara menyeluruh, menyeluruh dalam berbagai aspek agribisnis/sistem usaha tani dan komoditas.
Memperhatikan pemikiran-pemikiran dan pertimbangan tersebut Direktorat Jenderal Tanaman Pangan bersama Aliansi Peneliti Pertanian Indonesia (APPERTANI) sebagai salah satu lembaga ilmiah nirlaba dan penghimpun pemikiran, teknologi dan inovasi dari peneliti aktif dan purnabakti peneliti pertanian, tergerak untuk bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian menyelenggarakan Webinar mendukung pengembangan P3MB untuk memperkokoh ketahanan pangan guna mencapai Pola Pangan Harapan sehingga masyarakat hidup sehat, aktif dan produktif.
Kerjasama penyelenggaraan Webinar Propaktani telah dimulai dari webinar Tanggal 20 Oktober 2022 dengan topik ”Penggunaan Input Produksi Ramah Lingkungan Menggapai Swasembada Kedelai Berkelanjutan”. Bertindak sebagai moderator Prof. Marwoto ahli hama dan perbenihan kedelai APPERTANI. Pada webinar kali ini dibahas 3 topik yaitu: (1) Aplikasi Biofertilizer Agrimeth untuk Produksi Kedelai Ramah Lingkungan: Dr. Etty Pratiwi; (2) Potensi Lalat BSF, Sampah Organik dan Mikroba untuk Pengembangan Biofertilizer dan Pupuk Organik: Prof. Agus Pakpahan dan (3) Pengelolaan Hama dan Penyakit Kedelai Terpadu Ramah Lingkungan: Dr. Yusmani Prayogo.
Pada awal November, tepatnya pada 1 November 2022 telah diselenggarakan webinar dengan topik “Peranan APPERTANI, Perguruan Tinggi dan Penelitian Dalam Pembangunan Pertanian Masa Depan”.
Prof. Dr. Sjamsul Bahri, MS Sekretaris dan Tim Pakar APPERTANI bertindak sebagai moderator. Ketua APPERTANI, Prof. Dr. Irsal Las memaparkan “Peranan APPERTANI Dalam Pembangunan Pertanian Masa Depan” sebagai wadah perjuangan mendukung pembangunan sektor pertanian meliputi latar belakang filosofis, posisi dan peran, sasaran, program dan mekanisme kerja. Dr. Ir. Haryono, MSc, pakar dibidang “Agricultural Research and Innovation System” dan Associate Professor BINUS UNIVERSITY menguraikan “Peranan Sain dan Perguruan Tinggi Dalam Pembangunan Pertanian Masa Depan” menekankan pada pendalaman pertanian masa depan. IT/IC, transformasi digitalisasi dalam era pertanian masa depan. Kebijakan/ policy strategic, Scenario planning dan Kolaborasi lintas sektor/ Transdisiplin. Prof. Dr. Ir. Tahlim Sudaryanto, Peneliti Ahli Utama Ekonomi Pertanian BRIN membawakan topik” Peranan Penelitian dan Inovasi Dalam Pembangunan Pertanian Masa Depan” menekankan pada Pertanian Masa Depan meliputi Sumberdaya Pertanian, Lingkungan Strategis, Perubahan Iklim, Keberlanjutan, dll. Peran IPTEK dan Inovasi mendukung Pertanian Masa Depan. Prioritas Penelitian dan Kebutuhan Inovasi dan Kebijakan Penelitian Pertanian.
Pada pertengahan November, diselenggarakan webinar pada 17 November 2022 dengan topik: Sorgum Sumber Penganekaragaman Konsumsi Pangan Dan Pakan Untuk Antisipasi Krisis Pangan: Seri-1.
Sorgum berpotensi dibudidayakan di daerah tipe agroekosistemnya bervariasi pada kondisi kering maupun kondisi basah, disamping juga dapat beradaptasi baik pada daerah dengan jenis tanah yang berbeda-beda, ataupun daerah dengan jenis tanah beracun. Sorgum telah dibudidayakan di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, NTB dan NTT sebagai pangan maupun pakan ternak dengan bahasan: (1) Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Sorgum (Prof. Sukarman-BRIN); (2) Produk Olahan Sorgum Untuk Mencapai Makanan Bergizi Berimbang dan Beraneka Ragam (Prof. Nur Rihana-APPERTANI) dan (3) Pemanfaatan Sorgum Dan Hasil Samping Untuk Pakan (Prof. Sofyan Iskandar-APPERTANI). Sebagai moderator Dr. Rusman Heryawan —Penasehat Senior APPERTANI menyatakan bahwa sorgum tanaman pangan superior untuk pengembangan bio-industri berdasarkan pemaparan narasumber tentang kemampuan adaptasi sorgum di daerah tropis kepulauan Indonesia manfaat sorgum memenuhi kebutuhan makanan bergizi berimbang dan sebagai sumber pakan ternak untuk memenuhi kebutuhan protein dalam negeri. Berdasarkan peta kesesuaian lahan perlu diidentifikasi potensi areal pengembangan sorgum monokultur untuk dikembangkan model bisnis untuk hilirisasi produk sorgum yang didukung oleh pemerintah daerah bekerja sama dengan investor. APPERTANI bersama Ditjentan perlu menindaklanjuti secara konkrit menyusun grand design pengembangn sorgum sebagai pangan alternatif, substitusi tepung gandum, gula tebu dan jagung untuk pakan ternak.