Pelaksanaan One Day Symposium : Sustainable Agriculture for Future Generations
APPERTANI telah sukses menyelenggarakan One-Day Symposium on Sustainable Agriculture for Future Generations pada tanggal 8 Agustus 2023 di Gedung Sadikin Sumintawikarta, Bogor, Indonesia sesuai dengan Service Agreement Activity # 34324 U.S. Co-Grain and Corn Co-Product Promotion. Simposium ini menyajikan platform penting untuk mengatasi tantangan dan peluang pertanian berkelanjutan, menawarkan wawasan praktis dan rekomendasi untuk masa depan pertanian yang lebih tangguh dan produktif di Indonesia. Simposium dihadiri oleh 107 peserta secara luring, termasuk pegawai Kementan, peneliti, mahasiswa dari universitas pertanian, dan perwakilan dari dinas pertanian provinsi dan kabupaten. Tercatat kehadiran oleh 1.251 orang peserta secara daring dari berbagai institusi pertanian di Indonesia.
Prof. Irsal Las, ketua APPERTANI membuka secara resmi symposium, dilanjutkan dengan presentasi tujuh narasumber yang dibagi dalam dua sesi. Prof. Hasil Sembiring bertindak sebagai moderator untuk presentasi dan diskusi pada kedua sesi. Sesi pagi menampilkan empat topik yaitu: 1) Sustainable Agriculture: Concept, Program and Implementation in Indonesia; Ir. Baginda Siagian, MSi, mewakili Dirjen Sarana dan Prasarana Pertanian, Kementan ; 2) U.S. Large Scale Sustainable Corn Farming Practices: A Farmer’s Perspective; Jay Reiners, US Corn Farmer Nebraska; 3) Progress of Sustainable Rice Production in Asia; Trusti Widiastuti S.Hut, Executive Secretariat of Sustainable Rice Platform, dan 4) Development on Sustainable Oil Palm Production in Indonesia, Dr. Prayudi Syamsuri, mewakili Dirjen Perkebunan. Sesi siang membahas tiga topik yaitu:1) Critical Measurement on Sustainable Agriculture: How do we apply in Indonesian Farming?; Prof. Budi Tangendjaja, USGC/APPERTANI, Indonesia; 2) Agriculture Biotechnology for Sustainable Farming, Dr. Rhodora R. Aldemita, International Service for the Acquisition of Agri-biotech Application, the Philippines; 3) The Role of Indonesian Agency for Agriculture Instrument Standardization in Standardizing the Implementation of Sustainable Agriculture in Indonesia; Dr. Husnain, mewakili Kepala Badan Standardisasi Instrumen Pertanian, Kementan Menteri Pertanian, Prof. Dr. Syahrul Yasin Limpo berkenan memberikan keynote speech pada sesi siang. Symposium ditutup oleh Prof. Syamsul Bahri, sekretaris APPERTANI setelah pembacaan rumusan oleh Prof Sofyan Iskandar, wakil ketua APPERTANI.
Dari simposium sehari ini telah dipahami bahwa keberlanjutan pertanian memang menjadi isu serius di Indonesia, yang mana curah hujan muson tropis telah memicu erosi tanah, banjir, dan tanah longsor. Kepadatan penduduk yang tinggi semakin memperburuk degradasi lahan kering melalui aktivitas pertanian yang merambah lereng di dataran tinggi yang curam. Ketiga faktor tersebut, yaitu kepadatan penduduk yang tinggi, curah hujan yang tinggi, dan pertanian di lereng yang curam, telah menyebabkan degradasi lahan, yang menyebabkan tidak berkelanjutannya sebagian besar pertanian lahan kering di lahan berbukit.
Di lahan irigasi, meskipun lebih berkelanjutan daripada lahan kering, persentase degradasi tanah yang tinggi juga terjadi, terutama karena ketidakseimbangan nutrisi tanah, bahan organik yang rendah di tanah dan kedangkalan lapisan olah yang mengkhawatirkan. Di beberapa daerah pinggir pantai, salinitas tanah yang tinggi, karena intrusi air laut telah terjadi. Degradasi di lahan basah/irigasi lebih mudah diperbaiki, dengan demikian, tidak menjadi perhatian utama bagi keberlanjutan pertanian.
Untuk mencapai pemahaman sepenuhnya tentang pertanian berkelanjutan, Pemerintah Indonesia harus menyiapkan program kesadaran jangka menengah untuk semua komunitas pertanian di pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten, diikuti dengan tindakan operasional program pertanian berkelanjutan, termasuk kolaborasi dengan pihak luar negeri.