Bimbingan Teknis Sosialisasi Daring (WEBINAR) #EPISODE 836 PROPAKTANI Bersama APPPERTANI

Bimbingan Teknis Sosialisasi Daring (WEBINAR) #EPISODE 836 PROPAKTANI Bersama APPPERTANI

INOVASI DAN STRATEGI PENGELOLAAN IKLIM DAN LAHAN UNTUK MEMPERTAHANKAN SERTA MENINGKATKAN PRODUKSI-PRODUKTIVITAS TANAMAN PANGAN

Pada tahun 2050, penduduk dunia diperkirakan akan meningkat sebanyak 2,4 miliar orang dari kondisi saat ini, memberikan tekanan yang lebih besar pada system pertanian untuk menjaga ketahanan pangan ditengah ancaman dampak negatif perubahan iklim (PI). APPERTANI pada Webinar Episode 836 Propaktani mengangkat topik inovasi dan strategi pengelolaan sumberdaya pertanian utamanya tanah sebagai media tumbuh dan iklim adalah lingkungan fisik yang sangat mempengaruhi pertumbuhan khususnya tanaman pangan. Sebagai Moderator webinar episode ini adalah Prof. Dr. Ir. Suyamto, Pakar APPERTANI dalam bidang Budidaya Tanaman Tanaman Pangan.

Dr. Elza Surmaini, Pakar APPERTANI-BRIN denganĀ  Bidang Keahlian Adaptasi dan Mitigasi PI mengemukanan bahwa sektor pertanian berada dalam posisi kontradiksi antara pada posisi rentan sebagai korban, dan sebaliknya praktek pertanian dapat menyumbang factor-faktor yang mendorong terjadinya PI. Lebih lanjut diuraikan bahwa PI berdampak langsung maupun tidak langsung pada sub-sektor tanaman pangan karena menyebabkan peningkatan suhu udara, perubahan pola hujan, peningkatan frekuensi kejadian iklim ekstrim dan kenaikan muka air laut. Informasi iklim adalah kunci dalam menyiasati dampak perubahan iklim guna menekan risiko kehilangan hasil dan meningkatkan produksi. Prediksi iklim berdasarkan ENSO dan Dipole Mode Indek telah dikembangkan yang dapat dimanfaatkan dalam perencanaan pertanian.Teknologi inovasi untuk menyiasati curah hujan rendah yang akan berdampak kekeringan maupun curah hujan tinggi menyebabkan tanah longsor dan kebanjiran telah dikembangkan. Pemilihan inovasi disarankan memperhatikan karakteristik wilayah dan kesiapan sarana dan prasarana pertanian. Adaptasi dapat menjaga ketangguhan (resilience) terhadap PI untuk menjaga ketahanan pangan dan menurunkan emisi GRK sekaligus mitigasi PI.

Perubahan iklim memberikan dampak pada tanaman dan tanah sub-sektor tanaman pangan.Prof. Dr. Sumarno, M,Sc Pakar Pemulia Tanaman APPERTANI menguraikan tentang upaya penyediaan dan pengelolaan sumber daya pertanian (SDP) untuk meningkatkan produksi tanaman pangan pada kondisi iklim kurang baik meliputi: (1) bentang lahan pada permukaan bumi; (2)air dari berbagai sumber; (3) hara tanaman dalam tanah dan dari berbagai sumber; (4) spesies tanaman, ternak, ikan; (5) sinar matahari, suhu, angin udara; (6) oksigen, CO2; (7) varietas tanaman, benih ; pupuk dan (8) sistem biologi tanah dan lingkungan. Usaha pertanian merupakan industri biologis berbasis ketersediaan sumber daya alam. Ketersediaan sumber daya alam tidak selalu dapat diandalkan sehingga membatasi besarnya luaran hasil. Dengan semakin terasanya dampak perubahan iklim pada usaha pertanian, upaya mempertahankan hidup pertanian perlu diintensifkan. Pembangunan dam air, embung desa atau bendungan air skala kecil, perlu untuk setiap desa mengelola sumberdaya air dengan baik.

Tanah menerima dampak lansung dari kejadian iklim ekstrim, berupa perubahan temperatur, dan salinitas karena kenaikan permukaan air laut. Perubahan iklim memberi dampak biofisik seperti perubahan sumberdaya lahan dan salinitas. Dr. Ir. Maswar, M. Agric.Sc, Pakar APPERTANI/BRIN Bidang Keahlian Ilmu Tanah dan Konservasi memberikan materi dengan topik: Implementasi KonservasiTanah dan Air Untuk Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan Pada Kondisi Iklim Yang Kurang Kondusif. Curah hujan intensitas tinggi dalam waktu lama menyebabkan erosi dan tanah longsor dengan akibat tidak hanya pada lokasi kejadian tetapi juga ditempat tanah diendapkan. Perlu pemupukan untuk memulihkan kesuburan tanah terdampak. Teknologi Panca Kelola Lahan kering yang terdiri dari : (1) pengelolaan air, (2) pengelolaan hara, (3) pengelolaan bahan organik dan ameliorasi, (4) konservasi tanah dan (5) integrasi tanaman-ternak disarankan diimplentasikan untuk memperkecil senjang hasil dan meningkatkan hasil aktual.